Mempelajari Kisah Raja Henry VIII yang Kejam dari Inggris
4 mins read

Mempelajari Kisah Raja Henry VIII yang Kejam dari Inggris

Raja Henry VIII adalah salah satu pemimpin Inggris yang sangat terkenal. Henry lahir pada tanggal 28 Juni 1491, kemudian diangkat menjadi seorang pemimpin pada tanggal 21 April 1509 atau saat usianya masih 18 tahun. Pada saat itu Henry menjadi seorang raja yang ambisius.

Namun akhirnya Henry tidak hanya terkenal dalam sejarah Inggris sebagai orang yang ambisius saja, tetapi juga sangat terkenal karena kekejamannya. Hal ini karena ada banyak perilaku buruk yang dilakukan oleh raja Inggris tersebut hingga membuat banyak orang terheran – heran.

Kisah Kekejaman Raja Henry VIII

Kekejaman Henry VIII sebenarnya sudah dimulai sejak masih muda dan baru menjadi pemimpin. Semula karena tingkah lakunya terhadap gadis – gadis muda di dalam Kerajaan. Kemudian juga terdapat beberapa perilaku buruk lainnya yang berujung kekejaman seperti penjelasan berikut.

  1. Mengeksekusi ribuan orang

    Kekejaman Raja Henry VIII yang pertama bermula dari perintah eksekusi terhadap ribuan orang pada masa pemerintahannya. Selama menjabat sebagai pemimpin Inggris, Henry pernah memerintahkan eksekusi kepada sekitar 57.000 orang termasuk warga biasa dan pejabat lain. Orang – orang tersebut dieksekusi dengan cara dipenggal, alasannya adalah karena orang – orang tersebut pernah melakukan pemberontakan terhadap rajanya.

    Eksekusi masal ini dilakukan selama beberapa hari dengan menggunakan algojo yang terkenal di Kerajaan Inggris. Setelah proses eksekusi masal ini dilangsungkan, hampir semua orang takut kepada Henry karena takut mendapat hukuman serupa. Pada saat itu ada banyak pejabat yang tidak menyangka bahwa rajanya tega mengeksekusi ribuan orang hanya karena protes pada Kerajaan.

  2. Sering bercerai

    Kekejaman Raja Henry VIII kedua adalah sering bercerai dengan istrinya, meskipun pada saat itu cerai sangat dilarang dalam agama katholik. Sebenarnya kekejaman karena sering bercerai tidak terlalu berpengaruh pada rakyat, namun berpengaruh pada penghinaan terhadap agama. Semula pemimpin ini sudah menikah dengan mantan istri kakaknya sendiri dan sudah memiliki 1 orang anak perempuan bernama Mary.

    Namun kemudian raja ini sudah tertarik lagi dengan istri pertamanya, justru berselingkuh dan ingin menikahi anak gadis salah satu pejabatnya.  Pemimpin ini tidak hanya berhenti pada pernikahan kedua tersebut, bahkan pernikahan sudah dilakukan sebanyak 6 kali dan selalu berganti pasangan. Padahal saat itu sudah banyak pemuka agama termasuk uskup yang memperingatkan rajanya masalah perceraian.

  3. Memenggal kepala istrinya sendiri

    Kekejaman Raja Henry VIII masih berlanjut dengan memenggal kepala istrinya sendiri. Setelah berhasil membatalkan pernikahannya dengan istri pertama yang bernama ratu Katherine, pemimpin Inggris ini akhirnya menikah dengan seorang gadis bernama Anne Boleyn. Namun setelah mendapatkan keinginannya untuk menikah dengan Anne Boleyn, perselingkuhan kembali terjadi di kerajaan.

    Padahal saat itu Anne Boleyn sudah melahirkan 1 orang anak perempuan bernama Elizabeth. Namun raja berdalih ingin bercerai karena Anne Boleyn tidak bisa memberikan keturunan anak laki – laki. Anne Boleyn begitu kuat mempertahankan kedudukannya sebagai ratu, tetapi Henry berusaha menceraikannya dengan cara memenggal kepala Anne Boleyn di muka umum.

  4. Menjadikan dirinya petinggi gereja

    Raja Henry VIII juga menjadikan dirinya sebagai petinggi gereja, padahal saat itu uskup adalah orang yang berhak menjadi petinggi gereja. Hal ini dilakukannya agar Henry dapat membuat peraturan sendiri tentang pernikahannya, sehingga tidak perlu izin uskup jika ingin bercerai.

    Meskipun sering mendapat penolakan dari uskup, namun pemimpin ini tetap menjadikan dirinya petinggi gereja dengan cara apapun. Pada akhirnya Henry berhasil menjadi petinggi gereja, sehingga dikecam dan dibenci oleh para petinggi gereja dari berbagai negara lainnya.

  5. Membunuh uskup

    Pemimpin Inggris ini juga pernah membunuh uskup yang merupakan penghinaan terbesar pada agama. Pada masa itu seorang uskup memiliki kedudukan cukup tinggi dalam agama dan gereja sehingga pembunuhan terhadap uskup membuatnya semakin dibenci oleh pihak gereja lainnya.

    Pembunuhan terhadap uskup dilakukan karena ada banyak urusan kerajaan yang tidak bisa beres. Apalagi uskup juga memiliki tugas yang sama pentingnya seperti perdana menteri di dalam Kerajaan.

  6. Memerangi Prancis

    Kekejaman Raja Henry VIII tidak hanya berhenti di sana, karena pemimpin ini memerangi negara Prancis yang semula merupakan sekutunya sendiri. Alasan memerangi negara Prancis juga tidak begitu jelas, namun tetap dilaksanakan atas perintah raja tersebut. Perang dengan Prancis memang menghasilkan kemenangan, namun ternyata pada saat itu juga terdapat wabah penyakit melanda yang meruntuhkan semangat pihak Inggris.

  7. Mengkhianati negara sekutu

    Pemimpin ini juga kejam karena selalu mengkhianati negara sekutunya. Setiap kali membuat perjanjian perdamaian, selalu saja dibatalkan karena masalah – masalah kecil.

Dengan berbagai kisah kekejaman tersebut, tentu saja banyak orang yang mengenal raja ini sebagai pemimpin kejam atau sadis. Baik dalam sejarah Inggris atau di negara lain, Raja Henry VIII tetap sangat terkenal bahkan masih tetap dibicarakan sampai masa modern saat ini.