Ketahui Sejarah Patung Buddha Bamiyan yang Kini Hanya Kenangan
4 mins read

Ketahui Sejarah Patung Buddha Bamiyan yang Kini Hanya Kenangan

Diketahui bahwa Patung Buddha Bamiyan ini merupakan dua patung Buddha kolosan yang diukir pada permukaan batu. Letaknya di lembah Bamiyan, Afghanistan dan telah diukir pada abad ke-6 tersebut menjadi ukiran totemik luar biasa peninggalan penting arsitektur gua.

Namun, sayangnya pada tahun 2001, patung tersebut dihancurkan oleh pasukan Taliban. Alasannya adalah sebagai aksi ikonoklasme dan sebagai perlawanan terhadap dana Barat yang dihabiskan untuk patung itu. Ketika aksi itu berlangsung, Afghanistan juga sedang menghadapi krisis kemanusiaan.

Hal tersebut tentunya menarik perhatian media di penjuru dunia. Membuat UNESCO juga segera mendaftarkan situs yang tersisa sebagai salah satu Situs Warisan Dunia dalam Bahaya. Pelestariannya situs itu masih berlangsung hingga saat ini dengan harapan bisa melestarikan apa yang tersisa serta tanah bersejarahnya.

Terdapat Dua Patung Buddha Bamiyan yang Jarang Diketahui

Sejarah mengenai Patung Buddha Bamiyan dan fakta menariknya yang telah dihancurkan saat era Taliban, namun pemerintah Jepang bertekad membangunnya kembali.

Sebelum terjadi penghancuran, pernah menjadi salah satu patung terbesar di seluruh penjuru dunia dengan tinggi 175 kaki atau sekitar 53 meter. Para sejarawan seni mempercayainya sebagai representasi dari Buddha Vairochana.

Kemudian, patung lebih kecil di Bamiyan memiliki tinggi 120 kaki atau setara dengan 36,5 meter dan merupakan representasi dari Buddha Shakyamuni. Membuat keduanya menunjukkan akan keterampilan memahat luar biasa, karena memiliki bentuk melingkar bagian kepala dan kakinya.

Adapun ruang sekitar kaki memungkinkan para pemuja Buddha bisa berkeliling di sekitarnya sambil melakukan berbagai pemujaan. Patung Buddha Bamiyan ini pernah mewakili dominasi kepercayaan Buddha pada wilayah tersebut untuk diperkenalkan pada periode awal Kushan.

Ahli sejarah tidak mengetahui banyak mengenai siapa yang menugaskan atau memahatnya, namun skala dan dominasinya sangat besar. Sehingga, hal ini menunjukkan betapa dominan kepercayaan dari agama tersebut di Bamiyan.

Perlu diketahui situs tersebut dulunya merupakan salah satu tempat pemberhentian utama rute perdagangan jalur Sutra. Terdapat banyak pedagang serta misionaris pernah singgah. Ajaran dari Buddha juga populer bagi para pengelana saat itu, karena dapat dilakukan tanpa harus pergi ke tempat khusus.

Adanya Patung Buddha Bamiyan inilah membuat arsitektur gua Buddha pertama kalinya muncul sebagai sarana untuk menyediakan tempat untuk beribadah. Hal ini dapat dibuktikan dari masi adanya beberapa tempat serupa sepanjang rute jalur Sutra hingga saat ini.

Ketahui Fakta Menarik Patung Buddha Bamiyan di Afghanistan

Jika Anda akan berkunjung ke Bamiyan akan bisa merasakan atmosfer sejarah sangat kental dengan berjalan di antara tebing yang dulunya memayungi ukiran Buddha tersebut. Keberadaannya tidak hanya mengingatkan pada hebatnya seni dan budaya masa lalu saja, namun juga pentingnya pelestarian warisan dunia.

Dengan hanya sisaan yang telah dihancurkan tetap menjadi magnet para wisatawan dan para peneliti. Selain kisah menarik dan tragisnya, Patung Buddha Bamiyan memiliki fakta menarik yang perlu diketahui, sebagai berikut:

1. Dipahat Secara Manual

Menjadi istimewa karena dipahat langsung dengan manual tanpa adanya bantuan dari alat modern. Pembangunannya memakan waktu sangat lama dengan setiap detail ukirannya langsung dari tebing berwarna karamel yang sangatlah megah.

Patung Buddha Bamiyan berdampingan dengan gua-gua kuno yang telah tertanam pada dinding tebing. Gua tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal para biksu saja, melainkan juga sebagai kanvas untuk seni. Pengunjung akan melihat pahatan dinding penuh warna dan fresco yang menghiasi gua tersebut.

2. Perpaduan Budaya Barat serta Timur

Letak Afghanistan di Jalur Sutra yang strategis, menjadikannya sebagai titik temu antara Dinasti China dan Kerajaan Persia di masa lalu. Sehingga, wilayah ini menyerap perpaduan budaya antara dua kerajaan besar yang masih bisa dilihat hingga saat ini.

Adapun Patung Buddha Bamiyan menjadi salah satu paling menojol dari percampuran budaya ini. Melalui arsitektur dan material yang digunakan dalam pembangunan situs mencerminkan pengaruh budaya China dan Persia.

Dengan dihiasi fresco berwarna-warni menunjukkan bagaimana kedua budaya tersebut berbaur untuk menciptakan sebuah karya seni yang unik. Pasalnya, Islam mulai memasuki Afghanistan sekitar abad ke-14 M, dan jejaknya bisa dilihat dalam arsitektur beberapa bangunan.

3. Terdapat Penghancuran dan Pembangunan Kembali

Pasalnya, Mahkamah Agung Taliban memutuskan untuk menghancurkan seluruh patung di Afghanistan karena berpotensi akan menjadi berhala pada tahun 2001 lalu. Adapun keputusan tersebut telah di dukung oleh 400 pemuka agama di Afghanistan.

Meskipun beberapa Patung Buddha Bamiyan telah bertahan selama lebih dari 1.500 tahun, namun pemerintahan Taliban tetap mengeluarkan fatwa untuk menghancurkannya. Pada bulan Maret 2001 lalu, setelah terjadi penyerangan insentif selama hampir satu bulan, kedua patung tersebut dihancurkan.

Menteri Penerangan Taliban menjelaskan bahwa proses penghancuran tersebut tidak mudah karena terpahat erat pada tebing. Meskipun begitu, berhasil dihancurkan sebagian, membuat sketsa dan beberapa ciri khasnya masih bisa terlihat.

Adapun upaya internasional untuk dapat membangun kembali Afghanistan setelah era Taliban, membuat pemerintah Jepang memiliki tekad untuk bisa membangun kembali kedua Patung Buddha Bamiyan yang sudah hancur tersebut.